Soroti Dana Rp200 Triliun, DNIKS: Industri Perbankan Perlu Rangkul Bisnis Kuliner Soto Lamongan

banner 468x60

Jakarta, Vanusnews.com – Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) minta pemerintah serius mengelola dana Rp200 triliun yang ditempatkan pada Bank Himbara, yakni BRI, Mandiri, BNI, BTN, dan BSI.

Kucuran dana itu, bisa menjadi stimulus untuk mendorong penyaluran kredit ke usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) termasuk pembiayaan modal kerja di luar program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Read More
banner 300x250

“Dengan adanya dana yang beredar di bank, pelaku usaha mikro (UMi) dan UMKM akan memiliki lebih banyak kesempatan dan ruang untuk mendapatkan pembiayaan,” kata Ketua DNIKS Tengku Nurliyana Habsjah Sapuan di Jakarta, Minggu (5/10/2025).

Seperti diketahui pemerintah mengucurkan dana kepada Bank BRI, Mandiri, BNI yakni masing-masing Rp55 triliun, BTN sekitar Rp 25 triliun dan BSI sebesar Rp10 triliun.

“Dana ini bisa membuka akses pembiayaan yang lebih luas bagi UMKM, mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor riil, serta mendukung program-program prioritas pemerintah lainnya,” ujar Nurliyana

Oleh karena itu, Nurliyana meminta pemerintah lebih serius lagi untuk menggenjot pemberdayaan terutama usaha mikro (UMi), sehingga banyak membuka lapangan kerja.

“Dengan perputaran dana yang lebih besar, diharapkan terjadi pertumbuhan ekonomi dan aktivitas bisnis yang lebih masif di masyarakat, terutama untuk UMKM,” terang Nurliyana.

Berdasarkan data lapangan, sejumlah UMKM telah berdiri usaha mikro di DNIKS, misalnya pedagang nasi goreng, bubur ayam dan terbaru soto ayam kampung Lamongan “Kedai Bu Hj Liya” serta Bakso TANAMOER.

Semua UMKM tersebut berjalan lancar, namun masih memerlukan perhatian dan bimbingan pemerintah, terutama kalangan perbankan.

“DNIKS mendesak Bank Himbara memberikan prioritas bagi UMKM untuk mendapatkan kredit yang lebih mudah, tanpa agunan, sehingga bisa cepat berkembang,” tutur Nurliyana.

Lebih jauh Nurliyana menceritakan, soto ayam kampung Lamongan tersebut semuanya menggunakan bahan lokal, tidak ada bahan impor.

Bahkan, lanjut Nurliyana, rasanya disesuaikan dengan lidah orang Indonesia, sehingga kenikmatannya terasa alami.

“Bahan yang digunakan asli rempah-rempah dari Nusantara, dan racikan sesuai dengan takaran,” beber Nurliyana.

Dengan menggunakan bahan baku lokal, sambung Istri Bupati Muko-Muko periode 2021-2025, usaha mikro dan UMKM ini mendukung petani lokal dan membangun perekonomian desa.

“Jadi bisnis soto ayam kampung Lamongan ini menjaga warisan kuliner Indonesia dengan memanfaatkan resep dan bahan-bahan tradisional yang sudah ada sejak lama,” tegas Nurliyana.

Diakui Nurliyana yang juga pemilik “Kedai Bu Hj Liya”, pelanggan yang datang mengaku cukup puas dengan cita rasa yang ada.

“Kita mendengarkan saran-saran pelanggan yang datang setelah makan, apa saja yang perlu diperbaiki dan tingkatkan. Dari situ kita tingkatkan layanan,” jelas Nurliyana.

Keunikan soto ayam kampung Lamongan “Kedai Bu Hj Liya” ini ada pada rempah koya dan kuah bening yang gurih, sehingga perlu memastikan kualitas bahan dan proses pembuatannya untuk menjaga ciri khas kuliner ini.

“Jadi di sinilah keunggulannya yang tidak dimiliki kuliner lainnya,” imbuh Nurliyana.

Disinggung soal omzet penjualan, Nurliyana mengungkapkan, keberadaan DNIKS memang lokasinya berada pada kawasan perkantoran, sehingga mayoritas pembelinya adalah karyawan dan pegawai perkantoran.

“Pelanggan dari berbagai kalangan, umumnya adalah pegawai perkantoran pemerintah dan swasta untuk Senin-Jumat,” tutup Nurliyana.

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *